Laman

Kamis, 27 Desember 2012

Rasa (Sok) Ingin Tau

Semenjak di kampung, kebiasaan ku menonton sinetron kumat lagi. Emak-emak banget lah. Rela menghabiskan berjam-jam di depan tivi sambil mata merem melek. Traveling Kudus-Semarang bener-bener bikin capek. Tivi jadi hiburan yg cukup menghibur.
Ada satu sinetron yang cukup favorit buat ku, tak perlu sebut merek. Di sinetron tersebut ada satu fenomena atau kecenderungan yang juga terjadi nyata di sekeliling kita atau justru kita sendiri yang mengalaminya dan anehnya kita sudah menganggapnya adalah hal yang wajar.Yaitu sifat selalu ingin tahu urusan orang lain, selalu saja pengen ikut campur. Padahal kalo ditelusuri lebih lanjut hal tersebut sebenarnya tidak ada hubungannya dengan diri kita...ya cuma pengen tau aja.
Manusia mempunyai karakter rasa ingin tahu. Karakter tersebut menjadikan kita menjadi makhluk yang beradab dan beretika. Itu sisi positifnya, karena kita mampu menempatkan rasa keingintahuan tersebut pada tempatnya. Namun, seringkali dan kebanyakan kita lebih sering memanfaatkan potensi  tersebut tidak dengan semestinya. Selalu saja curi-curi dengar, pandang dengan apa pun yg terjadi dengan orang lain, yang sudah dikenal, baru dikenal ataupun gak dikenal, tak terkecuali dengan urusan remeh-temeh. Terus, dapat apa kita??? Dapet kepuasan lah. Iya kepuasan untuk sok tau dengan kehidupan orang lain, yg mana sebenarnya kurang berguna untuk kehidupan kita. Wah apalagi kalau dilakukan secara beramai-ramai akhirnya jadi ghibah.
Wanita khususnya,  seneng banget dengan sifat tersebut, tak terkecuali aku. Sehingga lama-lama merasa terganggu juga dengan kebiasaan tersebut. Namun, bagaimana ya bisa menghilangkan keingintahuan negatif yg ujung-ujungnya ghibah??? Apalagi lingkungan yg cukup mendukung untuk menyuburkan kebiasaan tersebut.
Kembali kepada diri sendiri. Mau menjadi manusia yang sama dengan kemarin atau berubah maju. Memang hidup adalah memilih. Memilih diantara pilihan yg terbaik. Daripada mengurusi urusan orang lain lebih baik fokus terhadap perbaikan diri. Eitsss bukan cuek lho ya, hanya saja tau lah proporsinya. Sampai di batas mana kita peduli dan tidak.
Semoga tulisan ini mampu membuat ku sedikit malu bila masih sama mengulang kebiasaan tersebut.