Laman

Kamis, 22 Desember 2011

Happy Mother Day

22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu. Ya hari yg istimewa untuk ibu di seluruh Indonesia (eh..cuma Indonesia aja ato seluruh dunia ya???). Tapi, tidak semua ibu juga tau kalo hari ini adalah hari istimewa buat mereka. Lepas dari itu semua, kita tidak pernah meragukan kasih sayang dari ibu. Kasih sayangnya yang melimpah serta cinta yang tanpa syarat.
Jadi inget setahun yang lalu masih di sisi ibu, tapi tak terucap "selamat hari ibu" untuk beliau. Rasa menyesal yang ku rasakan saat ini. Sekarang pun belum memberikan ucapan. Namun, aku sudah menyiapkan kado terindah untuk ibu ku di sana. Kado yang sudah dinanti sejak dulu. Yup...aku akan menemani beliau sesering mungkin dibandingkan tahun-tahun lalu. Kehadiran ku adalah kado Hari Ibu untuk bundaku tercinta.
Ibu adalah sosok inspiratif buat semua orang tak terkecuali diri ku. Subhanallah...beliau adalah sosok yg super. Sampai sekarang pun belum bisa memberikan kebahagiaan untuk beliau. Dengan waktu yang tersisa, aku akan berusaha untuk membahagiakan beliau, tentunya sesuai kemampuan ku.

Love U Mom...forever and forever.

Rabu, 21 Desember 2011

Apa Impian Mu?

Dulu saat masih sekolah  bila ditanya oleh guru tentunya kita ingin menjawabnya dengan sempurna dan muncul rasa malu kalo kita salah atau tidak bisa menjawab. Pastinya seorang guru memberikan pertanyaan bertujuan untuk mengetahui apakah murid-muridnya sudah memahami materi yang telah disampaikan. 
Masih terkait dengan pertanyaan...aku sempat tertegun saat membaca pertanyaan sebuah buku, yaitu "apa impian kamu?". Sekilas pertanyaan yang sederhana, tapi membutuhkan jawaban yg tidak sederhana (menurut ku). Yaa setidaknya aku memerlukan waktu berjam-jam untuk menemukan jawabannya. Kedengarannya aneh tapi memang begitulah, sebenarnya jawabannya ada di lubuk hati tapi aku harus mencoba mengingat-ingatnya lagi, merefresh ingatan. 
Bukan berarti aku hidup tanpa impian. Beberapa waktu lalu memang sempat mempunyai sebuah impian. Impian tersebut nyaris terwujud sebagian. Sisanya tidak berani terlalu ngoyo...ya masih berharap sama Allah. Namun, pernahkah sahabat sudah lupa apa impiannya? lelah atau takut mempunyai impian, bukan tanpa alasan tapi lebih karena beberapa (sebagian besar) impian kita tak terwujud. Eeiiit...bukan berarti membenarkan sikap kita yang pesimis. Impian tetap harus kita miliki, sebagai motivator hidup kita, bukankah semua berawal dari impian. Namun, jika impian tersebut sudah terwujud bagaimana??? apakah langkah kita terhenti...tidaaak, kita akan masih melaju. Jadi tetapkan impian yang lebih tinggi & realistis tentunya..pertengahanlah. Jangan biarkan hidup tanpa planning karena plan merupakan kunci kesuksesan kita. Meskipun hidup  tidak sesuai plan, kita masih dikatakan sukses. Bukankah manusia berencana, Allah yg menentukan. Allah sesuai persangkaan kita...so milikilah impian sekarang...karena semua berawal dari mimpi



Selasa, 20 Desember 2011

Kebaikan untuk Diri Sendiri

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang senantiasa memberikan kita nikmat, baik itu yang terlihat maupun yg tak tampak..
Beberapa waktu lalu kami, lebih tepatnya satu biro mendapat kesempatan untuk mendengarkan motivasi dari Ibu Ainy Fuziah. Banyak hal yang beliau sampaikan tapi hanya satu poin yg sangat membekas di hati. Mungkin karena aku lagi belajar untuk itu. "kebaikan yang kita lakukan kepada orang lain pada dasarnya kita berbuat baik untuk diri kita sendiri". Sebenarnya maksud kalimat itu sudah ada di Alqur'anul Karim, hanya saja kita membutuhkan penegasan untuk benar-benar meyakininya.
Terkadang kita dihadapkan pada sebuah kondisi"itung-itungan". Sebagai contoh, kalo aku ngasi ini kira-kira dia mau ngasi aku apa ya??? kalo aku nolong dia kira-kira dia bakalan ngasi imbalan ga ya??? ato yang lebih sering terjadi , kalo aku (pura-pura) baik & rajin di depan beliau apa grading ku bisa naek??? ato contoh kecil lainnya. Meskipun kita tau bahwa itung-itungan tersebut adalah sesuatu yg tidak baik, kita justru pernah atau sering melakukannya. Oke mungkin tidak seekstrim itu, tapi pasti ada keinginan untuk memperoleh "imbalan" dari orang lain atas kebaikan yang telah kita lakukan, meskipun hanya ucapan terima kasih. 
Nah, keinginan itu yang seharusnya kita hilangkan. Karena dalam konsep Islam, sesuatu perbuatan yang diniatkan bukan karena Allah, maka akan sia-sia. Memang mungkin kita memperoleh imbalan dari manusia tapi tentunya "nilainya" pasti berbeda. Konsep yang sangat sederhana tapi terkadang luput dari benak kita saat berada dalam situasi tersebut. Semoga Allah senantiasa menguatkan langkah kita untuk selalu percaya bahwa kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain akan kembali ke diri kita sendiri..tanpa embel-embel apapun.
Mungkin teman-teman pernah bermain bersama teman atau keluarga dengan membentuk sebuah lingkaran dengan bergandengan tangan. Coba angkat tangan teman anda secara bersama-sama , kira-kira apa yang dirasakan??? semua tangan-tangan teman terangkat termasuk tangan kita sendiri. Itu adalah sebuah analogi bahwa kebaikan yg kita lakukan akan berimbas kepada diri sendiri.
Moga Allah selalu memberikan kemudahan hati dan fisik kita untuk melakukan lebih banyak kebaikan.

Jumat, 16 Desember 2011

Bukti

Bukti...yup semua hal butuh bukti, tidak hanya urusan pengauditan atau akuntansi. Seperti di dalam kampanye pilpres atau pemilukada, semua calon mencoba untuk mempromosikan dirinya melalui program-program yang menjanjikan kesejahteraan rakyat. Namun, semua itu nihil bila hanya di mulut, dengan kata lain semua janji tersebut harus dibuktikan. Itulah yang membedakan nilai manusia di hadapan sesama manusia atau Allah SWT.
Di dalam Al-qur'an sendiri pun disebutkan kurang lebihnya "manusia tidak dikatakan beriman bila tidak diuji terlebih dulu", artinya bila seorang manusia telah mengucapkan beriman, maka harus dibuktikan melalui ujian-ujian. Nah, "pembuktian" merupakan hal yang pokok di dalam hidup.
Setiap orang bisa berjanji bisa janji yang sederhana atau muluk-muluk, tapi intinya dia mampu membuktikan komitmennya, tentu saja janji yang ahsan atau tidak kemaksiyatan.
Semoga kita bisa dijadikan termasuk hamba-hamba-Nya yang mampu untuk menunaikan/membuktikan janji. Ingat janji adalah amanah, atau dalam hadist "janji adalah hutang".


*terinspirasi dari sebuah tautan

Rabu, 14 Desember 2011

Ngekos

Alhamdulillah sudah berada di penghujung tahun, desember. Bentar lagi akan segera berkumpul dengan keluarga kembali setelah sekian lama harus hidup mandiri. 
Sudah lama memang terbiasa hidup ngekos, serumah dengan teman-teman. Banyak suka dukanya, harus beradaptasi, memahami kebiasaan dan karakter masing-masing. Menurut ku itulah yang terkadang bikin capek hati. Sesuatu yang menurut ku sederhana dan tidak perlu diributkan bisa jadi membuat temen tersinggung...hadeeuuh. Oke, anggap saja itu adalah pengalaman dan seni hidup, toh memang hidup tidak semulus yang kita inginkan.
Beda bila hidup dengan keluarga sendiri, kita lebih santai, tidak harus basa-basi dan lebih memahami karakter masing-masing, dan yang lebih menyenangkan kita tidak harus beradaptasi atau "ga enakan".Semoga pengalaman-pengalaman selama hidup sendiri membuat ku semakin menyanyangi keluarga serta bisa membuat ku untuk bisa lebih mengelola emosi atau perasaan.