Laman

Kamis, 25 Oktober 2012

Nyate


Tak terasa besok sudah lebaran haji. Yup 10 Dzulhijjah, idul adha. Jadi inget setahun yang lalu saat masih di perantauan. Lebaran atau enggak suasananya (suasana hati) sama aja kek hari-hari biasa. Pagi solat Ied bareng temen-temen kosan, abis itu ya udah di kosan aja. Padahal lidah ingin merasakan enaknya daging kurban. 
Pikiran udah melayang ke kampung halaman, ngebayangin daging kambing yang disate. Memang seh agak kekanak-kanakan tujuan utama idul adha hanya untuk bisa merasakan sate kambing apalagi buatan bapak yang yummmmyyyyy. Yah begitulah realitanya, belum ada roh untuk ikut merasakan ibadah haji di Mekkah. Ditambah suasana idul adha yang tidak semeriah idul fitri. 
Alhamdulillah....besok bisa bersolat ied bareng keluarga, bisa lihat hewan kurban disembelih, bisa nyate eh makan sate buatan bapak. Momen-momen yang sangat indah dan memang tak akan tergantikan oleh apapun. 
Idul Adha kali ini memang berbeda, terima kasih Ya Rabb untuk semua anugerah-Mu. Semoga rezeki-rezeki ini mampu aku syukuri dengan bijaksana. 
Hmmm...selalu ada yang baru tiap tahun 

Positive thinking and never give up
Semangaaaaat ^^

Selasa, 23 Oktober 2012

Logika vs Perasaan


Seperti biasa rutinitas tiap hari senin-jumát. Nyampe kantor jam tujuh, lumayan rajinlah ya. Di ruangan baru ada beberapa teman yg sudah datang. Ya setidaknya lebih pagi lah dibandingkan waktu di Jakarta dulu.
Oke nyampe kantor apa lagi kalo bukan ngeksis dulu. Maklum, inet di kantor gak sebebas pake modem sendiri. Ada waktu-waktu tertentu untuk bisa buka situs-situs jejaring sosial. Jadinya gak laen dan tidak bukan buka dulu yang namanya twitter, facebook. Liat update ato time line teman-teman, biar gak ketinggalan informasi ato gosip terbaru. Eits...tunggu dulu bukan berarti aktivitas tersebut wasting time ya, tak lupa juga aku buka catatan-catatan dari penulis favoritku, siapa lagi kalo bukan Darwis Tere Liye. Banyak hal besar ataupun kecil yang mampu ku serap.

Kali ini aku buka postingannya yang berjudul Sepotong Hati Yang Baru. Sudah lama seh tanggal postingannya, hanya saja baru nemu sekarang. Baiklah, seperti biasa pasti  ada susunan kata-katanya yang menyentuh hati,
"....cinta bukan sekadar soal memaafkan. Cinta bukan sekedar soal menerima apa adanya. Cinta adalah harga diri. Cinta adalah rasionalitas sempurna.Jika kau memahami cinta adalah perasaan irrasional, sesuatu yang tidak masuk akal, tidak butuh penjelasan, maka cepat atau lambat, luka itu akan kembali menganga. Kau dengan mudah membenarkan apapun yang terjadi di hati, tanpa tahu, tanpa memberikan kesempatan berpikir bahwa itu boleh jadi karena kau tidak mampu mengendalikan perasaan tersebut."


Kalau menurut pendapat ku jangan sepenuhnya menyerahkan urusan cinta kepada perasaan atau intuisi. Seperti apa yg ditulis Tere Liye, bahwa terkadang kita tidak mampu mengendalikan perasaan yang kita rasa. Bisa jadi rasa tersebut hanya sementara atau emosi sesaat. Tapi bukan berarti mengesampingkan intuisi. Logika dan intuisi saling mendukung dan mengingatkan. Tidak sepenuhnya logika itu benar begitu juga intuisi. Apalagi hati yang dipenuhi dengan emosi/nafsu. Hati yang terasah mampu mendeteksi kekeliruan begitu juga sebaliknya.Seperti kisah yang diceritakan oleh Tere Liye, dimana perasaan seseorang tiba-tiba berubah sejak bertemu seorang yang baru. Padahal  ybs sudah punya pasangan. Nah, ybs terlalu mengandalkan perasaan, dia tidak melibatkan logika dalam mengambil keputusan. Akhirnya dia lebih rela bersama orang baru dan meninggalkan pasangannya. Memang cinta atau sejenisnya merupakan urusan perasaan, tapi bukan berarti logika dimatikan fungsinya. Jangan sampai perasaan ataupun logika mendominasi, semuanya bisa berjalan berdampingan.Namun, pendapat apapun tentang logika ataupun intuisi/perasaan semuanya kembali ke pribadi masing-masing, tergantung pengalaman dan pelajaran hidup yang pernah dilalui. Intinya, mohonlah kepada Sang Pemilik Hati agar selalu dicenderungkan dengan kebaikan serta mengasah hati agar senantiasa suara-suara Tuhan mampu kita dengar dan realisasikan.
Sepotong Hati Yang Baru...memberikan harapan baru, harapan yang lebih baik dan mampu belajar dari kesalahan-kesalahan di masa lalu dan akan selalu berusaha untuk menjadi lebih baik.

Semangaaat ^^


Selasa, 16 Oktober 2012

Love???

Tak terasa udah memasuki bulan Oktober. Yup, berarti udah semakin beranjak dewasa (baru sekarang mengaku dewasa). Baru 24 tahun sebulan 8 hari seh, intinya baru dua puluh empat tahun, sebuah angka yang cukup matang untuk ukuran wanita. 
Karena merasa sudah cukup matang jadi wajar ya kalo ngomongin CINTA...hehehe. Bukan apa-apa seh, sebenarnya udah pengen posting ini beberapa minggu yang lalu. Tapi karena beberapa kesibukan akhirnya tertunda. 
Terinspirasi dari sebuah kumpulan cerita Tere Liye, Berjuta Rasanya. Banyak hal yang ku dapatkan dari buku tersebut dari yang cinta-cintaan sampai cinta yang penuh pengorbanan. Ada sebuah dialog ato pernyataan yang sangat mengena di hati, yaitu :


"..Apakah cinta sejati itu? Apakah ia sebentuk perasaan yang tidak bisa dibagi lagi? Apakah ia sejenis kata akhir sebuah perasaan? Tidak akan bercabang? Tidak akan membelah diri lagi? Titik? Penghabisan? Bukankah lazim seseorang jatuh cinta lagi padahal sebelumnya sudah berjuta kali bilang ke pasangan-pasangan lamanya, "Ia adalah cinta sejatiku!!"

Boleh dibilang cinta adalah sesuatu yang rumit, tak terdefinisikan. Namun, bagi ku cinta bukanlah sebuah tujuan akhir tapi sebuah perjalanan. Cinta yang bisa tumbuh perlahan dan memberikan banyak hikmah di setiap fase perjalanan hidup.
Apapun lah definisi seseorang tentang cinta, yang pasti cinta adalah sebuah rasa yang Allah titipkan kepada setiap manusia. Sudah sewajarnya kita menjadi lebih baik dan mampu menjaga perasaan cinta tersebut kepada seseorang yang memang sudah seharusnya (pasangan resmi). Dengan cinta semuanya bisa terasa indah dan begitu juga sebaliknya, tergantung dari sudut pandang dan kondisi kita masing-masing. 

Hmm...jadi inget isu-isu belakangan ini. Bakal ada PMK yang melarang pernikahan sesama pegawai Kemekeu. Hufff bener-bener gak ada kerjaan ya para pejabat itu ngurusin hal yang begituan.  Cinta/jodoh adalah urusan langit, urusan Allah, kok ya manusia mencoba untuk mengambil alih ya...
Gak kebayang gimana respon teman-teman yang baru akan berencana menikah dengan rekan kerjanya. Ya, untuk yg tipe risk averse tanggal pernikahannya diajukan, ato yg lagi pedekate cepet-cepet nembak. Untuk yang golongan risk taker gak ngaruh mau ada aturan ato gak,  tetep maju terus pantang mundur, toh jodoh gak akan kemana. Emang bener seh, kalo jodoh semua akan terasa mudah, seolah-olah alam semesta sudah merestui. 

Apapunlah masalah yang baru kita hadapi, lagi putus cinta, bangun (kata "jatuh" diganti ya biar gak sakit akhirnya) cinta, dag-dig-dug nunggu kepastian cinta..moga kita selalu dimudahkan untuk meraih cinta yang lebih tinggi, yaitu cinta karena Allah. Segala sesuatu yang dilandasi niat tulus karena Allah, insya akan dimudahkan dan diberkahi jalan-jalan kita.

Semangaaaaat ^^