Laman

Jumat, 29 Juni 2012

Guaranteed???

Sudah dua minggu mengikuti diklat, bisa dibayangkan betapa boringnya. Mulai boring dengan makanannya, tempatnya, dan yang lebih utama yaitu materinya. Nah untuk yang terakhir, gampang banget nyiasatinnya. Yup..apalagi kalo bukan browsing sana-sini. Maklumlah ruangan kelas dilengkapi dengan wifi, jadinya ya gak fokus ama pengajar & materinya. Ah sekali-kali jadi murid ndableg kan gak papa. 
Browsing sana-sini akhirnya sampailah pada akun twitter punyanya penulis terkenal, yaitu Pipit Senja. Hmmm....sebenarnya sudah lama tidak mendengar atau lebih tepatnya tidak antusias mengenal karya-karya beliau. Tanpa sengaja mataku tertuju pada salah satu tweet beliau Mengapa Papa Selingkuh, Ma? - Taman Karya Pipiet Senja: sebuah penggalan novel "Meretas Ungu". Sebuah tweet yang agak sesuatu untuk ku. Untuk tahu ceritanya lebih jelas, bisa klik di link tersebut.
Terkait urusan selingkuh-menyelingkuh, jadi ingat sebuah kisah yang diceritakan kepada murobiyah ku (hikss...kangen sama beliau, kangen dengan wajah teduhnya, tausiyahnya, serta semangat-semangat beliau dalam menanamkan amal ma'ruf nahi munkar...insya Allah suatu hari nanti bisa seperti beliau Aamiin). Jadi intinya, lelaki/suami yang menurut kita itu sangat baik, tak pernah ketinggalan ibadah sunnahnya dan terlihat perhatian atau setia, ternyata masih bisa main hati...bahkan sampai ke tahap perselingkuhan...masya Allah. Apa yang bisa kita tarik dari cerita-cerita di atas???
Kondisi keimanan yang terlihat ternyata tidak cukup mampu menjaga seseorang untuk berbuat maksiyat. Tak ada jaminan bahwa suami yang terlihat baik-baik saja akan selamanya setia terhadap istrinya, segala kemungkinan bisa terjadi. Jadi tetap harus waspada. Bukan bermaksud men-generalisasi tapi mungkin dapat dijadikan referensi. Yang perlu kita ingat bahwa hati tiap-tiap manusia berada dalam genggaman Allah, bisa berubah kapan saja. So, harus selalu berdo'a kepada-Nya untuk selalu mencederungkan hati kita kepada kebaikan.
Wah aku nulis yang beginian kayak sudah menikah saja. Eitss...jangan salah, sebelum menikah pun kita harus membuka cakrawala tentang dunia atau serba-serbi kehidupan setelah pernikahan, buat referensilah. Referensi juga untuk memutuskan dengan siapa kita menikah. Pasangan yang terbaik untuk dunia-akhirat, sebuah hubungan cinta yang tidak hanya di dunia tapi menemani di akhirat kelak...aamiin