Laman

Senin, 24 September 2012

Manusia Auksin

Beberapa waktu lalu saat jam kantor aku menyempatkan diri ke gramedia. Wuiihh benar-benar surga dunia bagi mata yang udah lama gak lihat buku, buanyak banget buku baru. Tapi sayangnya duitnya terbatas, lagian   mau beliin buat kenang-kenangan teman yang mau pindah tugas. Terpaksa deh, dipilih buku yang benar-benar menarik hati dan kantong. Akhirnya terpilihlah di antaranya buku Indonesia Mengajar (pertama). 
Subhanallah gak salah pilih deh milih tuh buku. Banyak hal yang bisa dipelajari dan tentu saja disyukuri bagi masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa seperti ku. 
Di dalam buku tersebut diri ku benar-benar tersentuh dengan cerita dari salah seorang pengajar muda di Bengkalis (hmm..yang gak tau dimana letak Bengkalis, bisa googling, aku aja baru tahu setelah baca tuh buku) , yaitu Bagus Arya Wirapati yang berjudul Manusia Auksin. Berikut cuplikan ceritanya, cekidot


"....Saya katakan kepada mereka untuk menjadi Manusia Auksin. Mengapa? 
Bahwa kita harus tumbuh subur di bawah sinar matahari yang merupakan perumpamaan dari sebuah kondisi yang mudah dan menyenangkan. Tetapi, tak selamanya kita akan menemukan matahari dalam kehidupan kita. Kadang ada kondisi di mana semuanya gelap, seperti tak ada harapan. Karena itu, kita harus menjadi manusia auksin. Dalam terang kita tumbuh subur, dan dalam gelap kita menjadi lebih tinggi, lebih dewasa. Kita juga tidak boleh menyerah dalam mencari cahaya. Layaknya auksin yang membimbing tumbuhan untuk menuju arah datangnya cahaya. Tak adanya harapan harus dapat membuat kita berusaha lebih keras untuk menemukan harapan tersebut, menciptakan jalan kita sendiri. Dengan demikian, kita akan tetap dapat tumbuh lebih tinggi dan subur, entah ada atau tidak ada matahari dalam hidup kita."

"Kawan-kawan, tidak hanya mereka yang harus menjadi manusia auksin. Kita pun harus bisa belajar dari tumbuhan yang berjuang bertahan hidup dalam kegelapan, mencari cahaya untuk dapat membuatnya tumbuh subur. Kita juga tidak boleh menyerah mengejar impian kita hanya karena tak ada harapan atau terdengar mustahil. Kegelapan ada untuk membuat kita lebih berani dan lebih dewasa untuk menemukan cahaya itu. Bahkan, di luar angkasa yang gelap pun ada secercah cahaya yang disebut bintang. Beranikah kita mencari cahaya itu dalam kegelapan pekat tanpa menyerah seperti tumbuhan kacang hijau ini?
Dream On!"

Setelah membaca berulang kali dan mencoba untuk meresapinya, bener-bener memunculkan sebuah energi. Semoga bermanfaat. ^^