Laman

Jumat, 25 Juli 2014

Ramadhanku Ramadhanku

Bismillah

Hari ini terakhir masuk kerja di bulan Ramadhan, berarti terakhir pulang kantor jam 16.00 WIB, *sedih. Baiklah, yang mesti disedihkan seharusnya bulan Ramadhan yang sudah di penghujung waktu, tinggal 2 hari lagi..tak terasa ya. Waktu cepat sekali bergerak, benar kata pepatah Arab, waktu itu seperti pedang. Bila kita tak mampu memanfaatkan waktu dengan baik ya konsekuensinya kita sendirilah yang akan tertebas dengan waktu itu sendiri.

 Lalu mari kita evaluasi apa yang sudah dicapai selama nyaris satu bulan:
1. Tilawah 
    Targetnya seh harus lebih baik dari tahun kemarin. Kalo tahun kemaren bisa khatam 2 kali plus 5-10 juz. Nah tahun ini tinggal 2 hari saja blum khatam 2x.  Padahal target awalnya bisa 2,5khatam (2x khatam plus 15 juz). Bisa seh mengejar ketertinggalan setidaknya sama dengan tahun kemarin (ciri manusia rugi) tapi gak begitu optimis, karena besok udah libur di rumah. Susasana di rumah sepertinya kurang mendukung, apalagi mau deket lebaran. Tentu saja banyak yg dikerjakan, mulai dari isi lemari yang sudah sangat berantakan, dan kudu harus rapi; seprei yg mesti diganti, bersih-bersih kamar yg berantakan dan yang paling bikin males, yaitu nyetrika baju. Oke, saatnya mengaplikasikan manajemen waktu dengan baik. Hitung-hitung latihan jadi ibu rumah tangga, ya mungkin dengan rajin bersih-bersih (bantuin ibu)  doa ku bisa diijabah sama Allah, NIKAH..AAMIIN..hehehhe. (hadeuh nulisnya sudah mulae nglantur).

2. Hafalan
  Untuk yang satu ini bener-bener sangat-sangat pesimis. Taget menghafal, eh lebih tepatnya mengulang hafalan yang hilang entah kemana dari juz 30-juz 29. Malu umur segini masih berkutat di dua juz tersebut. 
Kalau masih suka bermaksiyat maka Allah akan membuat kita malas untuk menghafal Quran. Al-quran adalah kalam Allah yang tentu saja untuk menghafal dan mempertahankan hafalan kita harus mampu mencegah diri, lisan, pikiran dari kemaksiyatan. Selain itu harus butuh keistiqomahan/konsisten. Tak mudah mempertahankan hafalan, hanya manusia-manusia pilihan yang mampu menjadi penjaga kalam Allah, dan aku mau menjadi salah satu manusia pilihan itu. Hmm..berharap dengan mampu menghafal dan mempertahankan hafalan, aku bisa menularkan kepada anak-anakku kelak, karena anak macan tidak mungkin dilahirkan dari ayam bukan?. (Udah ngomongin anak, padahal calon suami aja belum punya. Gak masalah seh, bukankah kita harus punya cita-cita jauh ke depan, agar langkah kita saat ini lebih terarah dan mendukung cita-cita tersebut aamiin)
Mau saja tak cukup ya, harus disertai ikhtiar terutama ikhtiar doa. Doa merupakan senjata kaum muslim, jadi kalo mau apa, pengen punya hajat apa yang pertama kali dilakukan dan senantiasa dilakukan adalah DOA. Ikhtiar perbuatan jg penting juga lho, karena hukum sebab-akibat juga berlaku. Namun, jangan sampai menuhankan ikhtiar perbuatan, mentang-mentang kita sudah melakukan ini itu kita sampai melupakan doa yang merupakan esensi dari ibadah kita. 
Mumpung Ramadhan belum berakhir mari kita perbanyak doa, minta dimudahkan dan disegerakan jodohnya (ecieee...iya ini doa paling khusus), diistiqomahkan hati& perbuatan terhadap kebaikan/agama Islam, diberikan kesehatan, diberkahi hidup kita..dll.

Kembali ke hafalan, kemarin dapat tips dari Ustadz Yusuf Mansur bahwa untuk menghafal gak perlu terburu-buru, pelan-pelan saja, misalnya satu hari satu ayat atau satu hari satu baris, dan juga yang penting pahami maknanya, Insha Allah pasti bisa. Harus istiqomah, itu kuncinya.
Ayuukk semangat menghafal dan pertahankan hafalan dengan menjaga diri, lisan, hati dari hal-hal buruk.

Cukup dua itu saja seh yang aku targetkan di Ramadhan tahun ini, dan smoga ketidakmampuan dalam mencapai target2, semakin menambah semangat setelah Ramadhan untuk memperbaiki dan melanjutkan kebisaan yang sudah baik.
Dan smoga Allah mempertemukan kita di Ramadhan berikutnya, dengan kondisi yang lebih baik lagi, baik di mata Allah maupun manusia..aamiin.