Laman

Kamis, 27 Desember 2012

Rasa (Sok) Ingin Tau

Semenjak di kampung, kebiasaan ku menonton sinetron kumat lagi. Emak-emak banget lah. Rela menghabiskan berjam-jam di depan tivi sambil mata merem melek. Traveling Kudus-Semarang bener-bener bikin capek. Tivi jadi hiburan yg cukup menghibur.
Ada satu sinetron yang cukup favorit buat ku, tak perlu sebut merek. Di sinetron tersebut ada satu fenomena atau kecenderungan yang juga terjadi nyata di sekeliling kita atau justru kita sendiri yang mengalaminya dan anehnya kita sudah menganggapnya adalah hal yang wajar.Yaitu sifat selalu ingin tahu urusan orang lain, selalu saja pengen ikut campur. Padahal kalo ditelusuri lebih lanjut hal tersebut sebenarnya tidak ada hubungannya dengan diri kita...ya cuma pengen tau aja.
Manusia mempunyai karakter rasa ingin tahu. Karakter tersebut menjadikan kita menjadi makhluk yang beradab dan beretika. Itu sisi positifnya, karena kita mampu menempatkan rasa keingintahuan tersebut pada tempatnya. Namun, seringkali dan kebanyakan kita lebih sering memanfaatkan potensi  tersebut tidak dengan semestinya. Selalu saja curi-curi dengar, pandang dengan apa pun yg terjadi dengan orang lain, yang sudah dikenal, baru dikenal ataupun gak dikenal, tak terkecuali dengan urusan remeh-temeh. Terus, dapat apa kita??? Dapet kepuasan lah. Iya kepuasan untuk sok tau dengan kehidupan orang lain, yg mana sebenarnya kurang berguna untuk kehidupan kita. Wah apalagi kalau dilakukan secara beramai-ramai akhirnya jadi ghibah.
Wanita khususnya,  seneng banget dengan sifat tersebut, tak terkecuali aku. Sehingga lama-lama merasa terganggu juga dengan kebiasaan tersebut. Namun, bagaimana ya bisa menghilangkan keingintahuan negatif yg ujung-ujungnya ghibah??? Apalagi lingkungan yg cukup mendukung untuk menyuburkan kebiasaan tersebut.
Kembali kepada diri sendiri. Mau menjadi manusia yang sama dengan kemarin atau berubah maju. Memang hidup adalah memilih. Memilih diantara pilihan yg terbaik. Daripada mengurusi urusan orang lain lebih baik fokus terhadap perbaikan diri. Eitsss bukan cuek lho ya, hanya saja tau lah proporsinya. Sampai di batas mana kita peduli dan tidak.
Semoga tulisan ini mampu membuat ku sedikit malu bila masih sama mengulang kebiasaan tersebut.




Selasa, 27 November 2012

Belajar Memaafkan

Setiap hari, setiap saat kita selalu berinteraksi dengan siapa pun, seorang, beberapa orang yang sudah ataupun belum kita kenal. Berbagai reaksi ataupun aksi kita pun macam-macam. Senang, heboh, biasa aja bahkan sedih juga ada. Banyak rasa yang kita peroleh dari hasil interaksi kita setiap hari. Itulah manusia, sebagai makhluk sosial yang memang harus menyadari fitrahnya.
Kita akan merasa bahagia bila ada di sebuah situasi dan kondisi yang tepat, tak ada penolakan. Nah bagaimana bila kita berada di situasi yang sebaliknya? Hidup tak selamanya sesuai dengan keinginan dan harapan, wajar!!!
Situasi-situasi tersebut tidak jarang menimbulkan bekas atau sakit hati. Beberapa situasi mampu kita maklumi dan terlupakan begitu saja. Namun, ada sebuah situasi yang hati pun tak mampu untuk memakluminya atau sebut saja "memaafkan".
Maaf, sebuah kata sederhana, tapi implikasinya tak sesederhana katanya. Perlu kelegowoan hati dan pikiran untuk bisa benar-benar memafkan kesalahan orang lain.
Di dalam Alquran ada tiga opsi bila orang lain menyakiti kita. Yaitu, kita membalas melebihi rasa sakit yg kita terima, kita membalas sesuai rasa sakit yg kita terima, dan yg terakhir, kita tidak membalas dan berusaha memaafkan orang tersebut. Yang terakhirlah yg paling utama dan sangat disukai Allah. 
Tentu saja tidak mudah untuk tidak membalas kejahatan orang lain, padahal kita mampu untuk melakukannya. Sahabat Abu Bakar yang kita tahu tingkat ketaqwaannya, sempat mendapat teguran dari Allah karena telah bersumpah untuk tidak memaafkan pelayannya yg telah menfitnah putri Abu Bakar. Jadi apakah bisa dimaklumi bila kita sebagai manusia dengan tingkat keimanan yg jauh-jauh di bawah Sahabat Abu Bakar, tidak mampu/mau memaafkan?
Sekali lagi pilihan ada di tangan kita, mau menuruti hawa nafsu atau sebaliknya. 
Memang tidak mudah untuk memaafkan orang lain yg begitu mudahnya melukai perasaan kita. Tapi bukankah setiap amal perbuatan akan dibalas sesuai dengan porsinya. Toh, Allah melihat dan menyaksikan setiap hal yg tampak maupun terbesit di hati kita dan orang lain. Hmmm...kalau saya secara pribadi, saya lebih memilih diam. Dengan diam untuk beberapa waktu setidaknya mampu mencegah  melakukan hal-hal yg merugikan diri sendiri. Namun, tetap saja hal tersebut kurang bijaksana. Diam bukan berarti sudah memaafkan, hanya saja berusaha untuk melupakan luka-luka tersebut tapi belum mampu benar-benar merelakan. 
Eiiitsss...sikap belum atau tidak memaafkan kesalahan orang lain tentu saja berimbas terhadap kesejahteraan hati/pikiran/hidup. Setidaknya kita selalu terbayangi dengan kesalahan orang lain dan tentu saja membuka luka. Air mata bisa kering tapi yg namanya luka mungkin masih akan tinggal di hati.
Semua keputusan ada di tangan kita masing-masing, mau diarahkan kemana hidup kita tergantung diri masing-masing.
Mari belajar untuk memaafkan orang lain dan belajar untuk tidak menyakiti orang lain juga

Kamis, 25 Oktober 2012

Nyate


Tak terasa besok sudah lebaran haji. Yup 10 Dzulhijjah, idul adha. Jadi inget setahun yang lalu saat masih di perantauan. Lebaran atau enggak suasananya (suasana hati) sama aja kek hari-hari biasa. Pagi solat Ied bareng temen-temen kosan, abis itu ya udah di kosan aja. Padahal lidah ingin merasakan enaknya daging kurban. 
Pikiran udah melayang ke kampung halaman, ngebayangin daging kambing yang disate. Memang seh agak kekanak-kanakan tujuan utama idul adha hanya untuk bisa merasakan sate kambing apalagi buatan bapak yang yummmmyyyyy. Yah begitulah realitanya, belum ada roh untuk ikut merasakan ibadah haji di Mekkah. Ditambah suasana idul adha yang tidak semeriah idul fitri. 
Alhamdulillah....besok bisa bersolat ied bareng keluarga, bisa lihat hewan kurban disembelih, bisa nyate eh makan sate buatan bapak. Momen-momen yang sangat indah dan memang tak akan tergantikan oleh apapun. 
Idul Adha kali ini memang berbeda, terima kasih Ya Rabb untuk semua anugerah-Mu. Semoga rezeki-rezeki ini mampu aku syukuri dengan bijaksana. 
Hmmm...selalu ada yang baru tiap tahun 

Positive thinking and never give up
Semangaaaaat ^^

Selasa, 23 Oktober 2012

Logika vs Perasaan


Seperti biasa rutinitas tiap hari senin-jumát. Nyampe kantor jam tujuh, lumayan rajinlah ya. Di ruangan baru ada beberapa teman yg sudah datang. Ya setidaknya lebih pagi lah dibandingkan waktu di Jakarta dulu.
Oke nyampe kantor apa lagi kalo bukan ngeksis dulu. Maklum, inet di kantor gak sebebas pake modem sendiri. Ada waktu-waktu tertentu untuk bisa buka situs-situs jejaring sosial. Jadinya gak laen dan tidak bukan buka dulu yang namanya twitter, facebook. Liat update ato time line teman-teman, biar gak ketinggalan informasi ato gosip terbaru. Eits...tunggu dulu bukan berarti aktivitas tersebut wasting time ya, tak lupa juga aku buka catatan-catatan dari penulis favoritku, siapa lagi kalo bukan Darwis Tere Liye. Banyak hal besar ataupun kecil yang mampu ku serap.

Kali ini aku buka postingannya yang berjudul Sepotong Hati Yang Baru. Sudah lama seh tanggal postingannya, hanya saja baru nemu sekarang. Baiklah, seperti biasa pasti  ada susunan kata-katanya yang menyentuh hati,
"....cinta bukan sekadar soal memaafkan. Cinta bukan sekedar soal menerima apa adanya. Cinta adalah harga diri. Cinta adalah rasionalitas sempurna.Jika kau memahami cinta adalah perasaan irrasional, sesuatu yang tidak masuk akal, tidak butuh penjelasan, maka cepat atau lambat, luka itu akan kembali menganga. Kau dengan mudah membenarkan apapun yang terjadi di hati, tanpa tahu, tanpa memberikan kesempatan berpikir bahwa itu boleh jadi karena kau tidak mampu mengendalikan perasaan tersebut."


Kalau menurut pendapat ku jangan sepenuhnya menyerahkan urusan cinta kepada perasaan atau intuisi. Seperti apa yg ditulis Tere Liye, bahwa terkadang kita tidak mampu mengendalikan perasaan yang kita rasa. Bisa jadi rasa tersebut hanya sementara atau emosi sesaat. Tapi bukan berarti mengesampingkan intuisi. Logika dan intuisi saling mendukung dan mengingatkan. Tidak sepenuhnya logika itu benar begitu juga intuisi. Apalagi hati yang dipenuhi dengan emosi/nafsu. Hati yang terasah mampu mendeteksi kekeliruan begitu juga sebaliknya.Seperti kisah yang diceritakan oleh Tere Liye, dimana perasaan seseorang tiba-tiba berubah sejak bertemu seorang yang baru. Padahal  ybs sudah punya pasangan. Nah, ybs terlalu mengandalkan perasaan, dia tidak melibatkan logika dalam mengambil keputusan. Akhirnya dia lebih rela bersama orang baru dan meninggalkan pasangannya. Memang cinta atau sejenisnya merupakan urusan perasaan, tapi bukan berarti logika dimatikan fungsinya. Jangan sampai perasaan ataupun logika mendominasi, semuanya bisa berjalan berdampingan.Namun, pendapat apapun tentang logika ataupun intuisi/perasaan semuanya kembali ke pribadi masing-masing, tergantung pengalaman dan pelajaran hidup yang pernah dilalui. Intinya, mohonlah kepada Sang Pemilik Hati agar selalu dicenderungkan dengan kebaikan serta mengasah hati agar senantiasa suara-suara Tuhan mampu kita dengar dan realisasikan.
Sepotong Hati Yang Baru...memberikan harapan baru, harapan yang lebih baik dan mampu belajar dari kesalahan-kesalahan di masa lalu dan akan selalu berusaha untuk menjadi lebih baik.

Semangaaat ^^


Selasa, 16 Oktober 2012

Love???

Tak terasa udah memasuki bulan Oktober. Yup, berarti udah semakin beranjak dewasa (baru sekarang mengaku dewasa). Baru 24 tahun sebulan 8 hari seh, intinya baru dua puluh empat tahun, sebuah angka yang cukup matang untuk ukuran wanita. 
Karena merasa sudah cukup matang jadi wajar ya kalo ngomongin CINTA...hehehe. Bukan apa-apa seh, sebenarnya udah pengen posting ini beberapa minggu yang lalu. Tapi karena beberapa kesibukan akhirnya tertunda. 
Terinspirasi dari sebuah kumpulan cerita Tere Liye, Berjuta Rasanya. Banyak hal yang ku dapatkan dari buku tersebut dari yang cinta-cintaan sampai cinta yang penuh pengorbanan. Ada sebuah dialog ato pernyataan yang sangat mengena di hati, yaitu :


"..Apakah cinta sejati itu? Apakah ia sebentuk perasaan yang tidak bisa dibagi lagi? Apakah ia sejenis kata akhir sebuah perasaan? Tidak akan bercabang? Tidak akan membelah diri lagi? Titik? Penghabisan? Bukankah lazim seseorang jatuh cinta lagi padahal sebelumnya sudah berjuta kali bilang ke pasangan-pasangan lamanya, "Ia adalah cinta sejatiku!!"

Boleh dibilang cinta adalah sesuatu yang rumit, tak terdefinisikan. Namun, bagi ku cinta bukanlah sebuah tujuan akhir tapi sebuah perjalanan. Cinta yang bisa tumbuh perlahan dan memberikan banyak hikmah di setiap fase perjalanan hidup.
Apapun lah definisi seseorang tentang cinta, yang pasti cinta adalah sebuah rasa yang Allah titipkan kepada setiap manusia. Sudah sewajarnya kita menjadi lebih baik dan mampu menjaga perasaan cinta tersebut kepada seseorang yang memang sudah seharusnya (pasangan resmi). Dengan cinta semuanya bisa terasa indah dan begitu juga sebaliknya, tergantung dari sudut pandang dan kondisi kita masing-masing. 

Hmm...jadi inget isu-isu belakangan ini. Bakal ada PMK yang melarang pernikahan sesama pegawai Kemekeu. Hufff bener-bener gak ada kerjaan ya para pejabat itu ngurusin hal yang begituan.  Cinta/jodoh adalah urusan langit, urusan Allah, kok ya manusia mencoba untuk mengambil alih ya...
Gak kebayang gimana respon teman-teman yang baru akan berencana menikah dengan rekan kerjanya. Ya, untuk yg tipe risk averse tanggal pernikahannya diajukan, ato yg lagi pedekate cepet-cepet nembak. Untuk yang golongan risk taker gak ngaruh mau ada aturan ato gak,  tetep maju terus pantang mundur, toh jodoh gak akan kemana. Emang bener seh, kalo jodoh semua akan terasa mudah, seolah-olah alam semesta sudah merestui. 

Apapunlah masalah yang baru kita hadapi, lagi putus cinta, bangun (kata "jatuh" diganti ya biar gak sakit akhirnya) cinta, dag-dig-dug nunggu kepastian cinta..moga kita selalu dimudahkan untuk meraih cinta yang lebih tinggi, yaitu cinta karena Allah. Segala sesuatu yang dilandasi niat tulus karena Allah, insya akan dimudahkan dan diberkahi jalan-jalan kita.

Semangaaaaat ^^

Jumat, 28 September 2012

Emosi Sesaat

Pernah ngalamin something wrong? wow tentu saja sering ya. Sebel dengan satu orang dilampiaskan kepada semua orang?? wuah parah  ya . Nah itulah situasi yang ku hadapi saat ini, detik ini. Tak perlu lah ku ceritakan apa, siapa, bagaimana dan kenapa. Bukan itu permasalahannya. 

Masalah pengendalian emosi dan ego yang ku kira. Untung gak keceplosan kata-kata yang menyakitkan yang hampir nyaris almost keceplosan. Yah masih bersyukur lah...hahahaha :)
Sampai sekarang masih belum bisa menghandle emosi yang cenderung meledak-ledak. Apalagi kondisi yang mendukung untuk melakukannya.
Baiklah mulai sekarang aku akan belajar dan berusaha mengendalikan emosi. Masa seh orang lain yang mengontrol diri kita..hmmm tak akan ku biarkan. Enyahlah kau!!!!

Semangaaaat.

Senin, 24 September 2012

Manusia Auksin

Beberapa waktu lalu saat jam kantor aku menyempatkan diri ke gramedia. Wuiihh benar-benar surga dunia bagi mata yang udah lama gak lihat buku, buanyak banget buku baru. Tapi sayangnya duitnya terbatas, lagian   mau beliin buat kenang-kenangan teman yang mau pindah tugas. Terpaksa deh, dipilih buku yang benar-benar menarik hati dan kantong. Akhirnya terpilihlah di antaranya buku Indonesia Mengajar (pertama). 
Subhanallah gak salah pilih deh milih tuh buku. Banyak hal yang bisa dipelajari dan tentu saja disyukuri bagi masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa seperti ku. 
Di dalam buku tersebut diri ku benar-benar tersentuh dengan cerita dari salah seorang pengajar muda di Bengkalis (hmm..yang gak tau dimana letak Bengkalis, bisa googling, aku aja baru tahu setelah baca tuh buku) , yaitu Bagus Arya Wirapati yang berjudul Manusia Auksin. Berikut cuplikan ceritanya, cekidot


"....Saya katakan kepada mereka untuk menjadi Manusia Auksin. Mengapa? 
Bahwa kita harus tumbuh subur di bawah sinar matahari yang merupakan perumpamaan dari sebuah kondisi yang mudah dan menyenangkan. Tetapi, tak selamanya kita akan menemukan matahari dalam kehidupan kita. Kadang ada kondisi di mana semuanya gelap, seperti tak ada harapan. Karena itu, kita harus menjadi manusia auksin. Dalam terang kita tumbuh subur, dan dalam gelap kita menjadi lebih tinggi, lebih dewasa. Kita juga tidak boleh menyerah dalam mencari cahaya. Layaknya auksin yang membimbing tumbuhan untuk menuju arah datangnya cahaya. Tak adanya harapan harus dapat membuat kita berusaha lebih keras untuk menemukan harapan tersebut, menciptakan jalan kita sendiri. Dengan demikian, kita akan tetap dapat tumbuh lebih tinggi dan subur, entah ada atau tidak ada matahari dalam hidup kita."

"Kawan-kawan, tidak hanya mereka yang harus menjadi manusia auksin. Kita pun harus bisa belajar dari tumbuhan yang berjuang bertahan hidup dalam kegelapan, mencari cahaya untuk dapat membuatnya tumbuh subur. Kita juga tidak boleh menyerah mengejar impian kita hanya karena tak ada harapan atau terdengar mustahil. Kegelapan ada untuk membuat kita lebih berani dan lebih dewasa untuk menemukan cahaya itu. Bahkan, di luar angkasa yang gelap pun ada secercah cahaya yang disebut bintang. Beranikah kita mencari cahaya itu dalam kegelapan pekat tanpa menyerah seperti tumbuhan kacang hijau ini?
Dream On!"

Setelah membaca berulang kali dan mencoba untuk meresapinya, bener-bener memunculkan sebuah energi. Semoga bermanfaat. ^^

Jumat, 20 Juli 2012

It's time to melowwwww

Marhaban ya Ramadhan. Besok udah puasa (lagi). Ramadhan kali ini sangat-sangat berbeda dengan tahun lalu. Ada senyumnya juga ada sedihnya. Subhanallah tak terasa perjalanan ini. Perjalanan yang cukup panjang dan menguras waktu dan perasaan.

Flashback setahun yang lalu....
Kosan yang terletak di Cempaka Baru Jakarta Pusat, berpenghuni para cewek single dan non-single. Di sana bersama tiga orang teman, Fitri, Anggi dan Yeni. Tiga sahabat yang berbeda karakter dan background, tapi ada satu kesamaan yaitu kami satu kementerian. Susah senang sepi rame kami lalui dengan baik. 
Jadi ingat tiap kali sahur pasti pintu kamar ku nunggu digedok2 dulu sama si Fitri. Susah dan malas kalau harus bangun dan makan sendiri, pastilah seringkali aku menyambangi kamarnya. Kalo si Anggi dan Yeni sukanya di dalam kamar, pintunya tertutup rapat. Terkadang heran juga apa di dalam kamarnya full service hehehe...
Yang paling berkesan di dalam hati yaitu saat kami pulang dari solat tarawih, lebih tepatnya aku. Kebiasaan ku memandangi langit sepanjang perjalanan menuju kosan. Di dalam hati dan lirih ku berbisik...Insya Allah tahun depan aku udah di sana, dengan mimpi-mimpi kita (ku), semua akan baik-baik saja dan berjalan sesuai rencana ku...aamiin. Terkadang tak terasa cairan bening menetes ke pipi...(meloooooewwwww). 
Ya mimpi-mimpi itu yang membuat ku selalu bersemangat dan optimis. Subhanallah.

Now...
Sudah tujuh bulan di kota pantai, kota yang penuh dengan pengharapan. Alhamdulillah, aku masih bisa berkarya sampai detik ini. Allah masih memberi kekuatan dan semangat. Meskipun, sebuah impian yang ku renda bertahun-tahun seperti ditiup angin semilir, bukan angin kencang ataupun angin beliung. Tak terasa tapi benar-benar terjadi hilang begitu saja...masya Allah. 
Benar, ramadhan kali ini benar-benar berbeda dibandingkan ramadhan tahun-tahun lalu, kira-kira s.d empat tahun yang lalu. Allah memang baik, selalu memberiku beberapa hikmah yang pada awalnya "sakit", tapi aku merasakan kesejukan di situ. Ternyata Dia memberiku kesempatan untuk meraih apa yang ku inginkan, sebuah keinginan yang sangat terpendam di dalam hati. 
Selain itu, kali ini aku bisa melalui ramadhan full dengan keluarga tercinta, bapak , mami, genduk, dan mae. Sebuah kesempatan yang tidak akan tersia-siakan insya Allah.
Sama seperti ramadhan tahun lalu, tahun ini pun aku memiliki sebuah pengharapan dan mimpi. Meskipun mimpi yang "sedikit"berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kali ini pasti yang terbaik. Ya sekali lagi aku sadar bahwa manusia adalah perencana. Bukankan seorang muslim/muslimah harus dengan rela hati menerima qadha dan qadar Allah. Selama kita mampu berkhusnudzon terhadap semua peristiwa atau cobaan, maka hidup akan terasa nyaman.

Hmm...postingan kali ini memang agak melowww. Daripada nulis status gak jelas di facebook ataupun twitter, lebih baik bergalau ria di blog sendiri (katanya om Darwis TL....hehehehe)

Cukup dulu ya cerita melow nya..semoga bermanfaat
Semangaaaaaat

Rabu, 11 Juli 2012

Cerpen?

Beberapa waktu lalu ada banyak waktu luang, Alhamdulillah. Memang seh sengaja beristirahat dari aktivitas kantor, pengen mencari suasana baru. Nah, kebiasaan ku yang sering brosing sana-sini akhirnya menemukan sebuah situs atau lebih tepatnya blog tentang penulis...wuiiih menggiurkan bagi diriku yang mulai ingin menambah kualitas tulisan. But....hmm isinya kebanyakan lomba-lomba menulis. Semakin membuat ku semangat menulis. Namun disayangkan, yang dilombakan adalah menulis cerpen atau novel. Aku terbiasa menulis true story dengan gaya sesuka ku. Sekarang tiba-tiba harus nulis cerpen..eitsss emang ada yang nyuruh ya??? Memang tidak ada yang meminta seh, tapi panggilan hati yang membuat aku untuk mengikutinya. Sebenarnya   tujuan atau orientasinya bukan hadiah tapi pengalaman. Setidaknya aku bisa mengupgrade kualitas diri ku melalui tulisan.
Kalau mau berusaha insya Allah bisa lah, yah punya waktu semingguan. Hmm selanjutnya harus lebih sering neh baca-baca cerpen. Cuma masalah kemauan saja.
Semoga semakin bersemangat berkarya.

Selasa, 10 Juli 2012

Laporan Keuangan Impian

Sudah memasuki bulan Juli, semester satu. Pertanda tumpukan pekerjaan sudah meraung-raung untuk segera diselesaikan. Diantara pekerjaan yang cukup aku sukai, yaitu menyusun Laporan Keuangan semester satu. Laporan Keuangan diantaranya berisi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatas atas Laporan Keuangan. Diantara ketiganya, yang terakhirlah memberikan nyawa atau roh dari LK. Angka-angka tidak mampu berbicara tanpa adanya dukungan CaLK tersebut.  
Hmmm...kok tiba-tiba ngebahas LK, maklum aku lagi menyusun LK Semester I di kantor ku yang baru.
Aku mencoba untuk mengkorelasikan antara LK semesteran dengan Laporan pencapaian diri. Bagaimanakah gambarannya (pencapaian diri)? Apakah semester ini cita-cita yang direncanakan di awal tahun sudah terealisasi? Bagaimanakah penyerapan impian-cita2? Apakah alasan belum terealisasi?. Aku lebih suka menyebutnya "Laporan Keuangan Impian (LK-Impian)".
Tugas manusia adalah berdo'a dan berusaha plus senantiasa bersyukur. "Laporan Keuangan Impian" hanyalah sebagai gambaran kecil evaluasi atas usaha dan hasil kita selama semesteran atau tahunan. 

Di awal tahun kita seringkali menyusun rincian rencana-rencana kita, baik itu rencana tahun lalu (base line-istilah anggaran) yang belum terealisasi ataupun rencana tambahan (inisiatif baru-istilah anggaran). Kita menaruh harapan dan semangat yang besar untuk merealisasikannya.
Hari demi hari kita berusaha untuk merealisasikannya, Di sini kita mengerahkan semua usaha yang kita punyai sebagai seorang manusia. Usaha-usaha kecil yang mendukung rencana besar kita..seperti kata pepatah "semua berawal dari langkah kecil". Nah setelah satu semester berlalu kita selayaknya membuat sebuah evaluasi pencapaian diri. Berapa persen realisasinya? Apakah sesuai target semesteran? Nah seperti fungsi CaLK, kita bisa membuat catatan-bisa tulisan nyata atau tulisan di pikiran- untuk menjelaskan kondisi-kondisi tersebut. 

"Hanya kepada Allahlah manusia bertawakkal". Setelah kita evaluasi ternyata apa daya hampir rencana-rencana kita tak terserap. Di sinilah kita perlu menyadari bahwa di setiap fase/proses usaha kita harus menghadirkan kebesaran Allah. Sehingga hati menjadi tenang dan mampu berkhusnudzon. Integritas seorang muslim harus dibuktikan dengan menerima qadha & Qadar-Nya. Anggap saja hal tersebut cara Allah untuk menyeleksi apa-apa yang terbaik untuk kita.->.this is bad story. Itu kemungkinan buruknya. Bukankah perjalanan manusia berputar dan berproses. Apapun hasilnya, insya Allah itu yang terbaik untuk kita.

Semester kedua masih panjang, mari kita perbaiki rencana-rencana kita. Masih ada waktu untuk merevisi rencana kita..yang penting jangan kaku, realistis terhadap cita-cita. Namun, bila kita merasa rencana tersebut masih bisa dilaksanakan, mari kita berdoa, berusaha dan bersyukur lebih giat lagi. Karena sebagai seorang muslim pantang untuk berputus asa dari rahmat Allah.


*di sela-sela rapat rutin mingguan

Jumat, 29 Juni 2012

Guaranteed???

Sudah dua minggu mengikuti diklat, bisa dibayangkan betapa boringnya. Mulai boring dengan makanannya, tempatnya, dan yang lebih utama yaitu materinya. Nah untuk yang terakhir, gampang banget nyiasatinnya. Yup..apalagi kalo bukan browsing sana-sini. Maklumlah ruangan kelas dilengkapi dengan wifi, jadinya ya gak fokus ama pengajar & materinya. Ah sekali-kali jadi murid ndableg kan gak papa. 
Browsing sana-sini akhirnya sampailah pada akun twitter punyanya penulis terkenal, yaitu Pipit Senja. Hmmm....sebenarnya sudah lama tidak mendengar atau lebih tepatnya tidak antusias mengenal karya-karya beliau. Tanpa sengaja mataku tertuju pada salah satu tweet beliau Mengapa Papa Selingkuh, Ma? - Taman Karya Pipiet Senja: sebuah penggalan novel "Meretas Ungu". Sebuah tweet yang agak sesuatu untuk ku. Untuk tahu ceritanya lebih jelas, bisa klik di link tersebut.
Terkait urusan selingkuh-menyelingkuh, jadi ingat sebuah kisah yang diceritakan kepada murobiyah ku (hikss...kangen sama beliau, kangen dengan wajah teduhnya, tausiyahnya, serta semangat-semangat beliau dalam menanamkan amal ma'ruf nahi munkar...insya Allah suatu hari nanti bisa seperti beliau Aamiin). Jadi intinya, lelaki/suami yang menurut kita itu sangat baik, tak pernah ketinggalan ibadah sunnahnya dan terlihat perhatian atau setia, ternyata masih bisa main hati...bahkan sampai ke tahap perselingkuhan...masya Allah. Apa yang bisa kita tarik dari cerita-cerita di atas???
Kondisi keimanan yang terlihat ternyata tidak cukup mampu menjaga seseorang untuk berbuat maksiyat. Tak ada jaminan bahwa suami yang terlihat baik-baik saja akan selamanya setia terhadap istrinya, segala kemungkinan bisa terjadi. Jadi tetap harus waspada. Bukan bermaksud men-generalisasi tapi mungkin dapat dijadikan referensi. Yang perlu kita ingat bahwa hati tiap-tiap manusia berada dalam genggaman Allah, bisa berubah kapan saja. So, harus selalu berdo'a kepada-Nya untuk selalu mencederungkan hati kita kepada kebaikan.
Wah aku nulis yang beginian kayak sudah menikah saja. Eitss...jangan salah, sebelum menikah pun kita harus membuka cakrawala tentang dunia atau serba-serbi kehidupan setelah pernikahan, buat referensilah. Referensi juga untuk memutuskan dengan siapa kita menikah. Pasangan yang terbaik untuk dunia-akhirat, sebuah hubungan cinta yang tidak hanya di dunia tapi menemani di akhirat kelak...aamiin

Selasa, 12 Juni 2012

Gak Boleh Kalah


mimpi adalah kunci
untuk kita menaklukkan dunia
berlarilah tanpa lelah
sampai engkau meraihnya....

Kutipan lirik lagu di atas sudah tidak asing lagi di telinga kita. Apalagi beberapa tahun yang lalu (hmmm....lama juga ya, tapi koq gak kerasa ya) filmnya plus soundtracknya cukup membooming. '
Mimpi...keyword lagu tersebut. "Mimpi" adalah istilah yang familiar, untuk lebih jelasnya bisa gogling di wikipedia. Eittss tapi mimpi yang aku maksud bukan mimpi karena tidur tapi makna yang lain...yaitu sebuah obsesi, sesuatu yang kita inginkan, harapkan, cita-citakan.
Bagiku memiliki mimpi adalah suatu hal yang mesti dimiliki. Dia bisa menambah semangat hidup dan harapan. Hmmm...jadi teringat beberapa potongan kisah hidup ku belakangan ini. Hidup benar-benar mengalir tanpa ada mimpi. Tak ada asap kalau tak ada api. Sikap yang ku ambil tersebut bukan tanpa alasan. Meskipun sebuah alasan yang sangat egois dan ya cukup manusiawi. 
Namun, sebelumnya aku adalah seorang yang sangat yakin akan mimpi-mimpi ku. Tak ada kamus untuk menyerah...giving the best, doing the best, moto yang selalu ku tanamkan dalam-dalam ke pikiran ku. Dan memang berimbas atau lebih tepatnya sangat mempengaruhi perilaku ku. SubhanaLLah, satu-persatu mimpi-mimpi ku terealisasi. ...yaa tidak seratus persen tapi hampir lah, kira-kira 98,999999% . 
Hanya  karena nila setitik rusak susu sebelanga...ada sebuah keinginan, mimpi, harapan, cita-cita yang gagal jadi keyakinan ku tentang mimpi sudah mulai pudar... masyaAllah. Mungkin kalau dalam bahasa jawanya "mutung".  Bukan berarti aku bersuudzon kepada Illahi Robbi, hanya saja kecewa dengan diri sendiri bahwa memandang kehidupan itu manis terus dan selalu sukses. 
Alhamdulillah, Allah masih memberikan ku kesempatan untuk merasakan yang namanya mimpi. Tapi kali ini mimpi yang tidak membabi buta...hehee lebih realistis dan cukup hati-hati lah, maklum masih sedikit trauma. Hmm...lumayan cukup membakar semangat ku meskipun belum tahu hasilnya. Apapun hasilnya harus tetep optimis dan berkhusnudzon kepada-Nya. Meskipun terkadang masih terbayang kegagalan tapi gak boleh kalah dengan pesimis...basssaaa (*semangat dalam bahasa korea)
Jadi tak ada alasan untuk berhenti bermimpi. Toh seandainya ada mimpi-mimpi kita yang gagal yakinlah bahwa itu adalah cara Allah untuk menyaring apa-apa yang terbaik untuk kita. 
Apakah masih takut bermimpi???
*Insya Allah semua masih dan akan terus baik-baik saja

Jumat, 25 Mei 2012

Writing

Tak terasa waktu cepat sekali berjalan. Perasaan kemarin baru senin eh sekarang udah jumát. Seolah-olah waktu berlari meninggalkan kita yang tidak (belum) siap berubah. Mungkin ada benarnya kata temen ku bahwa masa mendekati kiamat maka waktu semakin kehilangan keberkahannya Subhanallah... Menurut kajian dalam ilmu fisika disebutkan bahwa massa alam semesta makin lama makin menyusut sehingga partikel-partikel semakin cepat berputar. So, waktu akan terasa cepat. 
Sebenarnya kalau kita mampu memanage waktu, kecepatan waktu tak menjadi halangan untuk melakukan banyak hal yang bermanfaat. Hmmm...jadi pengen menertawakan diri sendiri. Begitu banyak waktu yang terbuang sia-sia. It's OK.
Inget beberapa waktu lalu, terselip keinginan di dalam hati untuk intens menulis di blog, yah setidaknya sebulan 2-3 kali. Dengan berjalannya rutinitas maka keinginan tersebut belum juga terealisasikan sampai saat ini. Bloging rutin sebulan sekali aja udah lumayan...hehehe. Bulan kemaren sempat absen bloging. Bukan karena kekurangan waktu tapi tidak (baca "belum") bisa mengatur waktu. 
Belakangan muncul keinginan untuk menjadi penulis eh lebih tepatnya pengen hobi menulis, yaa penulis pemula lah..newbie Keinginan bukan sekedar keinginan, tapi memang benar-benar ingin diaplikasikan. Sebuah keinginan untuk menulis sebenarnya terinspirasi dari seorang teman, üntuk menjadi seorang yang hebat, kita harus melakukan tiga hal: thinking, reading and writing. Jika selama ini sudah melakukan thinking dan reading sekarang saatnya untuk writing. Mudah-mudahan untuk ke depannya aku bisa konsisten untuk berlatih menulis dengan baik. Aamiin.

Selasa, 22 Mei 2012

Just Believe

Tak terasa sudah di pertengahan bulan Mei 2012. Cepat sekali waktu berjalan. Sudah lima bulan menjalani rutinitas yang sama Kudus-Semarang. Lumayan membosankan, wajarlah kehidupan yang datar-datar aja, tanpa ada perubahan realitas yang berarti. Namun, ada beberapa mindset yang berubah. Wah...sangat drastis perubahannya. Tapi perubahan itu gak berarti apa-apa kalau tidak (belum) direalisasikan dalam realita.
Hijrah ke Semarang begitu banyak harapan yang ingin segera direalisasikan. Ada beberapa yang terealisasi tapi ada satu hal yang melenceng dari rencana semula...hikkss hikss nangis darah. So far setiap masalah mampu dihadapi dengan baik. Alhamdulillah Allah selalu memberikan petunjuk dan kekuatan melalui teman-teman yang "nyleneh".
Manusia selalu penuh dengan rencana dan antusiasme. Namun, keputusan tetap ada di tangan Allah. Saat rencana tidak mampu direalisasikan karena sebuah kondisi, situasi atau apa pun, di sinilah kepercayaan kita kepada Allah sepenuhnya diuji. Waaah keistiqomahan yang selama ini tertulis rapi di buku catatan mau tidak mau harus kita aplikasikan. 
Manusia tempat segala kekhilafan. Saat harus mengakui kesalahan ekspektasi dibutuhkan jiwa besar dan sikap lapang dada. Toh kita kan hanya cukup yakin dengan ketentuan-Nya yang tidak diragukan lagi kebaikan-Nya. Rencana-rencana yang terpending sementara maupun permanen merupakan cara Allah untuk menyaring apa, siapa dan di mana kita mesti berada dan bahagia.

Selasa, 06 Maret 2012

Berani Bermimpi

Kalau ingin tau sifat seseorang di antaranya adalah dengan melihat teman-temannya atau apa yang dia baca. Dari obrolan dengan teman-teman atau pengalaman belakangan ini, setidaknya mengingatkan lagi keinginan (mimpi-mimpi) ku. Memang benar, akhir-akhir ini merasa hidup itu hanya sekedar kerja dapat gaji, udah gitu aja, sama sekali tidak ada pencapaian yang berarti. Yaah beginilah PNS...bener-bener beda dengan zaman pas sekolah atau kuliah dulu. Setiap semester baru selalu ada target yang harus dicapai, memang seh "terbebani" tapi itu sangat menyenangkan..seni hidup kalau saya bilang. Terkadang banyak mimpi tapi hanya sekedar mimpi, "malas" untuk merealisasikan. Sebuah kemalasan muncul bukanlah karakter ku, tapi kebiasaan lingkungan kerja atau  kondisi di sekeliling ku. Memang seh tidak patut menyalahkan keadaan atas sesuatu yang kita alami, tapi setidaknya mempengeruhi lah pikiran kita. Nah, kalau sudah begini saatnya untuk mensetting ulang jalan pikiran kita. 
Berani berpikir positif dan berani bermimpi...dengan mensetting pikiran kita, insya Allah selalu ada jalan. Setidaknya itulah intisari artikel yang ku baca pada pagi ini..it gives me a inspired.

Senin, 27 Februari 2012

Enjoy This Decission

Tak terasa sudah berada di penghujung bulan Februari..berarti sudah hampir dua bulan aku berada di kota pantai plus mondar mandir ke Kudus. Ya...aku memang memutuskan untuk tidak ngekost, cukup tinggal dengan  My happy family. Sudah bosen empat tahun harus serba sendiri, sekarang saatnya jadi anak manja..^_^. 
Kalau dulu awal-awal ke kantor pergi-pulang sendiri, yup apalagi kalo bukan "nge-bus". Semacam KRL lah kalau di Jakarta...hehheee, maklum  penglaju Kudus-Semarang banyak banget euuyyy, kadang crowded banget, pernah pagi2 harus berdiri T_T, Tapi sekarang udah enggak lagi, eh jarang ngebis palingan cuman seminggu sekali ato dua kali. Alhamdulillah sekarang aku ikut rombongan penglaju dari Demak, Kudus. Ya setidaknya gak harus bersesak-sesak, keringetan...hadeuuh dan tentu saja bisa ngirit biaya transport...^_^..., selain itu menambah banyak teman juga.
Dua bulan ngabisin beras ibu ternyata membuat badan ku agak melar. Baru sebulan kmrn naek sekilo, sekarang saat posting udah naek 2,5 kg :(  . Pengen seh diet tapi susah. Pulang ngantor jam 7 malam dan lapeeeer banget plus masakan mami yg ueeennnnakkkk jadi ya lupa deh ama berat badan. Untuk urusan BB sepertinya aku pasrah aja, bingung mau gimana. 

Banyak pengalaman dan wawasan yang ku dapat di kantor baru ini. Setidaknya ilmu yang ku dapat selama D1 dan D3 bisa teraplikasi. Memang seh di kantor daerah tidak seramai pas di Kanpus dulu, tapi setidaknya aku merasa nyaman. Dengan penghasilan yg nyaris sama, tapi tiap hari bisa ketemu keluarga, tidak ngrasain macet plus kesemrawutan, itu sudah cukup. Mungkin ada beberapa pihak yang berpendapat bahwa di daerah sulit ato gak bisa berkembang...ada benar nya dan ada salahnya, tergantung  di sisi mana kita melihatnya serta berada di kondisi di mana diri kita. Intinya keputusan apa pun yang telah kita putuskan dan di kabulkan oleh Allah SWT, pasti ada banyak kebaikan di sana. Sekarang saatnya untuk meraih cita-cita lain yang belum terealisasi. Semoga Allah selalu memudahkan langkah kita untuk mewujudkan cita-cita (mimpi-mimpi) yg kita usahakan dengan sungguh2. AAMIIN

Selasa, 24 Januari 2012

Meraih Cita

Assalamuálaikum... This is the fist posting in year 2012. Tahun baru masehi, ternyata tidak hanya tahun yang baru tetapi banyak hal yang baru untuk ku. Tempat kerja baru, tempat tinggal baru, teman baru serta harapan yang baru juga. Pergantian-pergantian itu tidak hanya meninggalkan kesan happy, tapi juga disertai rasa haru ato sedih. Wajarlah, namanya juga hidup yang berproses. Sudah hampir satu bulan menjadi "penglaju". Seru...!!! apalagi kalo bukan perjalanan ke kantor. Pepohonan, sawah-sawah serta sungai yg terlihat di sepanjang perjalanan. Meskipun harus rela berangkat pagi-pagi melawan dinginnya embun...but this is very nice. Pemandangan yang diam-diam menjadi teman curhat ku ^^ Banyak harapan yg mesti ditunaikan.Meskipun ada beberapa "mimpi" yg terpaksa kandas, tapi bukan berarti harus disesali, harus dibiasakan "soution oriented" Saatnya mengumpulkan lagi tenaga, merefresh harapan serta mencharge semangat untuk meraih proses dan hasil yg terbaik, menurut kita serta menurut ALLAH SWT.